Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan kebanggaan milik bangsa Indonesia. Telah banyak jasa jasa yang ia berikan kepada bangsa indonesia ini. Seperti apakah sejarahnya hingga bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia ini ? mari kita simak sejarah garuda indonesia airline di bawah ini.
Garuda adalah hasil joint venture antara Pemerintah Indonesia dengan maskapai Belanda Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM). Pada awalnya, Pemerintah Indonesia memiliki 51% saham dan selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya di tahun 1954 ke pemerintah Indonesia.
Pemerintah Burma banyak menolong maskapai ini pada masa awal maskapai ini. Oleh karena itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai perusahaan pada 31 Maret 1950, Garuda menyumbangkan Pemerintah Burma sebuah pesawat DC-3. Pada mulanya, Garuda memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara dan jadwal penerbangan, sebagai kelanjutan dari KNILM. Ini sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan pionir lainnya di Asia.
Pada tahun 1953, maskapai ini memiliki 46 pesawat, tetapi pada tahun 1955, pesawat Catalina mereka harus pensiun. Tahun 1956 mereka membuat jalur penerbangan pertama ke Mekkah.
Tahun 1960-an adalah saat kemajuan pesat maskapai ini. Tahun 1965 Garuda mendapat dua pesawat baru yaitu pesawat jet Convair 990 dan pesawat turboprop Lockheed L-118 Electra. Pada tahun 1961 dibuka jalur menuju Bandara Internasional Kai Tak di Hong Kong dan tahun 1965 tibalah era jet, dengan DC-8 mereka membuat jalur penerbangan ke Bandara Schiphol di Haarlemmermeer, Belanda, Eropa.
Tahun 1970-an Garuda mengambil Jet kecil DC-9 dan Fokker F28 saat itu Garuda memiliki 36 pesawat F28 dan merupakan operator pesawat terbesar di dunia untuk jenis pesawat tersebut, sementara pada 1980-an mengadopsi perangkat dari Airbus, seperti A300. Dan juga Boeing 737, juga McDonnell Douglas MD-11.
Dalam tahun 1990-an, Garuda mengalami beberapa musibah, dan maskapai ini mengalami periode ekonomi sulit. Tetapi, dalam tahun 2000-an ini maskapai ini telah dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomi yang bagus.
Asal Nama Garuda Indonesia
Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman dari Presiden Soekarno yaitu Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman dari Presiden Soekarno yaitu Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial, yaitu Ik ben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden yang berarti Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi d iatas kepulauanmu
Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran – Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian Airways, nama yang diberikan Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.
Mulai Juni 2009, Garuda Indonesia telah menggunakan livery baru pada beberapa pesawatnya yang terbaru yaitu pada Airbus A330-200 dengan registrasi PK-GPH,PK-GPI,PK-GPJ dan PK-GPK,6 buah Airbus A330-300 dengan registrasi PK-GPA,PK-GPC,PK-GPD,PK-GPE,PK-GPF dan PK-GPG,1 buah Boeing 737-300 dengan registrasi PK-GHX,4 buah Boeing 737-500 dengan registrasi PK-GGC,PK-GGD,PK-GGE,PK-GGF,2 Boeing 747-400 PK-GSG dan PK-GSI, serta 19 buah Boeing 737-800 dengan registrasi PK-GMA,PK-GMC,PK-GMD,PK-GME,PK-GMF,PK-GMH,PK-GMI,PK-GMJ,PK-GMK,PK-GML,PK-GMM,PK-GMN,PK-GEE,PK-GEG,PK-GEH,PK-GEI,PK-GEL,PK-GEN,PK-GER,PK-GFA,PK-GFC,PK-GFD,PK-GFF. Beberapa pesawat tersebut telah diperbaharui tampilan eksteriornya dengan livery baru untuk menyegarkan penampilan maskapai Garuda Indonesia.
Kabin pesawat Garuda Indonesia yang baru juga dilengkapi dengan PTV [Personal Television] termasuk AVOD [Audio Video On Demand] pada setiap kursinya, 11 inci untuk kelas bisnis dan 8 inci untuk kelas ekonomi. Warna biru yang dominan pada kursi lama pesawat juga diubah. Warna merah maroon digunakan pada kursi kelas bisnis, sedangkan kombinasi warna coklat tua dengan coklat muda digunakan pada kursi kelas ekonomi.
Kabin pesawat Garuda Indonesia yang baru juga dilengkapi dengan PTV [Personal Television] termasuk AVOD [Audio Video On Demand] pada setiap kursinya, 11 inci untuk kelas bisnis dan 8 inci untuk kelas ekonomi. Warna biru yang dominan pada kursi lama pesawat juga diubah. Warna merah maroon digunakan pada kursi kelas bisnis, sedangkan kombinasi warna coklat tua dengan coklat muda digunakan pada kursi kelas ekonomi.
itulah sedikit sejarah maskapai penerbangan garuda indonesia, semoga bisa bermanfaat kita semua,
0 Response to "Menggali Sejarah Pesawat Garuda Indonesia"
Posting Komentar