1. Satuan Artileri pada Awal Pembentukan. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu dengan lahirnya Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat (TKR), Tentara Republik Indonesia (TRI), kemudian menjadi TNI seperti sekarang.
2. Lahirnya Korps Artileri TNI AD. Pada tgl 4 Desember 1945 Letnan Jendral Urip Sumohardjo meresmikan berdirinya Markas Artileri yang bertugas membina Satuan-satuan Artileri Indonesia dengan komandan yang pertama adalah Letnan Kolonel R.M Pratikno Suryosumarno. Markas Artileri tersebut merupakan bagian dari jawatan persenjataan Markas Besar Tentara (MBT) yang berkedudukan di Yogyakarta, peresmiannya bersamaan dengan tgl kelahiran Artileri Internasional pada tgl 4 Desember 1945. Tgl 4 Desember itulah yang menjadi hari jadi Korps Artileri TNI AD yang kemudian seiring dengan perkembangan selanjutnya ditetapkan menjadi hari jadi Korps Armed TNI AD.
3. Perkembangan Korps Armed TNI AD.
a. Dalam perkembangannya tgl 1 Juni 1946 Markas Artileri berubah menjadi Inspektorat Artileri. Pada masa perang kemerdekaan 2, Inspektorat Artileri ini menjadi bagian markas komando Jawa.
b. Tgl 5 Maret 1948, Inspektorat Artileri merupakan Staf Khusus Angkatan Darat. Pada tgl 1 Januari 1949 Letnan Kolonel R.M Praktikno gugur di desa Jenowo Boyolali dan diganti oleh Mayor Art R. Abdul Kadir Prawiraatmaja.
c. Februari 1950 inspektorat artileri dipindahkan dari Cimahi ke Jakarta dan berubah menjadi Komando Artileri Angkatan Darat.
d. Tgl 1 April 1950 Komando Artileri menerima penyerahan O.C Artileri (Opleiding Centrum Artillerie) dari misi militer Belanda, dan pada 1 Juni 1950 diubah menjadi Pusat Pendidikan Artileri (PP Art).
e. Pada tgl 22 Februari 1952 Pusat Pendidikan Artileri (PP Art) kembali menjadi Inspektorat Artileri dan berpindah lagi ke Bandung, Komandannya dijabat oleh Kolonel Art R. Askari.
f. Bulan Juni 1956 Inspektorat Artileri dibubarkan sehingga tugas serta fungsinya dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan Artileri yang kemudian berkembang menjadi Pusat Artileri yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Art Soewarto.
g. Tgl 5 Januari 1959 Danpusart dijabat Kolonel Sukiman Tjipto Harsono yang kemudian membentuk :
1) Rin Armed yang kemudian menjadi Pusdikarmed di Cimahi.
2) Rin Arsu di Nongkojajar, menjadi Pusdik Arhanud di Karang Ploso
h. November 1962 Pusat Artileri berubah menjadi Pusat Kesenjataan Artileri dan pada tgl 20 Agustus 1963 Kolonel Art Ateng Yogaswara diangkat menjadi Danpussenart .
i. Tgl 31 Mei 1966 berdasarkan Keputusan Men/Pangad Nomor Kep /83/2/1965 tgl 15 pebruari 1966, Kesenjataan Artileri dikembangkan menjadi Pussen Armed dengan lambang TRI SANDYA YUDHA berkedudukan di Cimahi komandannya Kolonel Art Purbo S. Suwondo, sedangkan Pussen Arhanud dengan lambang VYATI RAKCA BHALA CAKTI berkedudukan di Jakarta dengan komandannya Kolonel Art R. Harsoyo.
j. Dalam perkembangan berikutnya Pusat Kesenjataan Armed maupun Arhanud berubah menjadi Pus Armed dan Pus Arhanud yang organik administratif dibawah Komando Pengembangan Doktrin Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Kobangdiklat TNI AD). Setelah itu, secara berturut-turut pejabat Danpusarmed TNI AD adalah Brigjen TNI Abdullah Sadjad, Brigjen TNI Bambang Soepangat, Brigjen TNI Rosadi Brataadisuria, sedangkan Danpusarhanud TNI AD adalah Brigjen TNI R. Harsoyo, Brigjen TNI S. Kadi, Brigjen TNI M. Ardito, Brigjen TNI Amin Ruskan dan Kolonel Art Djoko Pramono.
k. Berdasarkan Keputusan Pangab Nomor : Kep / 08 / P / III / 1984 tgl 31 Maret 1984 yang dituangkan dalam perintah operasi Kasad nomor 1 tgl 22 September 1984 tentang reorganisasi TNI AD dan berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep / 800 / IX / 1985 tgl 17 September 1985 tentang reorganisasi TNI AD, maka Pusarmed dan Pusarhanud TNI AD alih status komando pengendalian dan pembinaan dari Danjen Kobangdiklat kepada Kasad terhitung mulai 19 September 1985.
l. Perkembangan selanjutnya, berdasarkan Keputusan Kasad Nomor Skep /20/V/1985 tentang organisasi dan tugas Pussenart TNI AD, merupakan penggabungan kembali Pusarmed dan Pusarhanud TNI AD menjadi Pussenart.
m. Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor : Kep / 49 / IX / 2004 tgl 14 September 2004 Pussenart TNI AD alih kodal dari Kasad kepada Dankodiklat TNI AD.
n. Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor : Kep / 43 / XI / 2006 tgl 27 Nopember 2006 Pussenart Kodiklat TNI AD dilikuidasi dan dibentuk Pussenarmed dan Pussenarhanud Kodiklat TNI AD yang diresmikan pada tgl 15 Januari 2007. Sejak ini Korps Artileri dibagi kembali menjadi Korps Armed dan Korps Arhanud.
PERKEMBANGAN SATUAN ARMED
4. Perkembangan Satuan Armed Sejak Tahun 1945 – 1974. Sampai dengan kurun waktu ini, khusus untuk satuan Armed yang sudah ada adalah sebagai berikut :
a. Pusdikarmed dengan 3 Yon Dodik Armed.
b. Enam Men Armed.
c. Tujuh Yon Armed 76 mm (Dua berkualifikasi Para).
d. Lima Yon Armed 88 mm/Pounder.
e. Satu Yon Armed 130 mm/Roket.
f. Satu Yon Armed 105 mm/HOW.
g. Satu Yon Armed Observasi.
h. Empat Rai Armed 76 mm/BS.
i. Satu Rai Armed 105 mm/GS.
5. Renstra I (Tahun 1974 – 1978). Satuan-satuan Artileri mengalami regruping satuan dan beberapa satuan dilikuidasi, sehingga kekuatan satuan Armed menjadi :
a. Pusarmed dengan Pusdikarmed dan 2 Yon Dodik Armed.
b. Satu Men Armed (Kostrad).
c. Dua belas Yon Armed 76 mm (Dua Yon organik Kostrad).
d. Satu Yon Armed 105 mm/HOW organik Kostrad.
e. Satu Yon Armed 130 mm/Roket organik Kostrad.
f. Satu Rai Armed 105 mm/GS organik Brikav Kostrad.
6. Renstra II (Tahun 1979 – 1983). Satuan Armed dan Arhanud telah mengalami likuidasi dan alih status dalam rangka pengembangan kekuatan Artileri.
a. Pengembangan kekuatan satuan Artileri khususnya satuan Armed menjadi :
1) Pusarmed dan 2 sekolah Armed.
2) Dua Men Armed organik Kostrad.
3) Dua belas Yon Armed 76 mm (Empat Yon organik Kostrad).
4) Satu Yon Armed 105 mm/HOW organik Kostrad.
5) Satu Yon Armed 130 mm/Roket organik Kostrad.
6) Satu Rai Armed 105 mm/GS organik Brikav Kostrad.
b. Pada program kerja pengembangan kekuatan artileri tahun 1980/1981 Renstra II TNI AD, telah dimantapkan 4 batalyon Armed, diantaranya 2 Yonarmed Kostrad. Pada program kerja pengembangan kekuatan Artileri tahun 1981/1982, 2 Yonarmed Kostrad dan Yonarhanudri diantaranya 1 Yonarmed Kostrad sudah dimantapkan. Dalam program kerja pengembangan kekuatan Artileri tahun 1982/1983 1 Yonarmed Kostrad dan Yonarhanudri sedang dimantapkan.
c. Pada akhir Renstra II TNI AD dalam program kerja tahun 1982/1983 melaksanakan rematerialisasi satuan Artileri. Khusus satuan Armed yang melaksanakan rematerialisasi diantaranya yaitu berupa Meriam 105 HOW 101 ex USA dan Meriam 105/GS dengan nama proyek Guntur Geni II.
7. Renstra III (Tahun 1984 – 1988). Beberapa satuan Artileri baik Armed dan Arhanud mengalami likuidasi dan alih status sehingga satuan-satuan tersebut menjadi :
a. Pussenart TNI AD.
1) Pusdikart Pussenart.
a) Sekolah Armed.
b) Sekolah Arhanud.
c) Sekolah rudal.
2) Instek TNI AD.
3) Dohar Rapier.
b. Satuan Armed.
1) Dua Men Armed organik Kostrad.
2) Tujuh Yon Armed 76 mm (4 Yon organik Kostrad dan 3 Yon Organik Kodam).
3) Enam Yon Armed 105 mm/Tarik organik Kodam.
4) Enam Yon Armed 105 mm/GS organik Kostrad.
c. Beberapa Satuan Arhanud.
8. Renstra IV (Tahun 1989 – 1993). Dalam perkembangan selanjutnya mulai 1989 tahun pertama Renstra IV tahun 1989 – 1993, satuan-satuan Artileri adalah :
a. Pussenart.
1) Pusdikart Pussenart.
a) Sekolah Armed.
b) Sekolah Arhanud.
c) Sekolah Rudal.
2) Instek TNI AD.
3) Dohar Rudal Rapier.
b. Satuan Armed.
1) Dua Men Armed organik Kostrad.
2) Enam Yon Armed 76 mm (4 Yon organik Kostrad dan 2 Yon organik Kodam).
3) Enam Yon Armed 105 mm/Tarik organik Kodam.
4) Dua Yon Armed 105 mm/GS organik Kostrad.
5) Satu Rai Armed di Puslatpur.
c. Beberapa Satuan Arhanud.
d. Organik Artileri Akmil.
1) Departemen Artileri Akmil.
2) Unit Artileri Yon Demlat Akmil.
3) Unit Artileri Denlat Puslatpur Matra Darat Pusbangsis Ops.
9. Perkembangan pada Renstra V dan Seterusnya (Tahun 1994 – 1999 s.d Sekarang). Dalam periode ini telah dilaksanakan perubahan sebagai berikut :
a. Berdasarkan Skep Kasad Nomor : Skep / 522 / X / 1997 telah diresmikan Batalyon Armed-16/105 Tarik Dam-VI/TPR, dimana Makonya berkedudukan di Ngabang (Kalbar), dan terdiri dari 3 Rai di Ngabang (Kalbar dan 1 Rai di Tenggarong (Kaltim).
b. Berdasarkan Skep Kasad Nomor : Skep / 3 / III / 1999 tgl 22 Maret 1999 tentang Pembentukan Pusdikarhanud dan Skep Kasad Nomor : Skep / 4 / III / 1999 tgl 22-3-1999 tentang Pembentukan Pusdikarmed. Pusdikart dilikuidasi menjadi Pusdikarmed dan Pusdikarhanud yang peresmiannya dilaksanakan tgl 29 April 1999.
c. Pada tgl 24-6-1999 Pusdikarmed dan Pusdikarhanud alih Kodal dari Pussenart ke Kodiklat TNI AD.
d. Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor : Kep / 5 / V / 2000 tgl 26 Mei 2000 Pussenart menggunakan Orgas baru yang telah divalidasi, antara lain pemisahan Binsen Pussenart menjadi Binsen Armed dan Binsen Arhanud Pussenart.
e. Berdasarkan Sprin Kasad Nomor : Sprin / 1065 / VIII / 2001 tgl 10 Agustus 2001 telah dilaksanakan alih Kodal Instek TNI AD dari Pussenart kepada Kodiklat TNI AD dan perubahan nama dari Instek menjadi Lemjiantek pelaksanaan alih Kodal pada tgl 13 September 2001.
f. Pada tgl 15 Oktober 2002 sebagai tindak lanjut Skep Kasad Nomor : Skep / 522 / X / 1997 maka pada Program TA. 2002 dilaksanakan pengisian personel dan material Rai Pur-C guna melengkapi Yon Armed-16/VI/TPR.
g. Dasar surat perintah Kasad Nomor : Sprin / 1600 / X / 2004 tgl 4 Oktober 2004 tentang realisasi pengorganikan Pussen-pussen ke Kodiklat TNI AD, Pusdik-pusdik (Pusdikif, Pusdikkav, Pusdikarmed, Pusdikarhanud) ke Pussen-pussen dan Sdirbinjasmil Pussenif ke Kodiklat TNI AD serta pelimpahan Ku kodiklat TNI AD ke Ditkuad.
h. Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor : Kep / 53 / IX / 2004 tgl 24 September 2004 tentang pemberlakuan Orgas Raipur Armed BS Dam VI/Tpr.
i. Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor : Kep / 43 / XI / 2006 tgl 27 Nopember 2006, organisasi dan tugas Pussenart dilikuidasi menjadi Pussenarmed dan Pussenarhanud.
j. Berdasarkan Peraturan Kasad Nomor : Perkasad / 212 / XII / 2007 tgl 6 Desember 2007 tentang Pengembangan Rai Armed BS menjadi Yonarmed-18/105 mm/Tarik/Buritkang di Jajaran Kodam VI/Tpr.
k. Berdasarkan Peraturan Kasad Nomor : Perkasad / 213 / XII / 2007 tgl 6 Desember 2007 tentang Pembentukan Raipur B guna memenuhi Yonarmed-16/ 105 mm/Tarik/Tumbak Kaputing di Jajaran Kodam VI/Tpr.
l. Berdasarkan Peraturan Kasad Nomor : Perkasad / 215 / XII / 2007 tgl 6 Desember 2007 tentang Pembentukan Yonarmed-17/105 mm/Tarik/Rencong Cakti di Jajaran Kodam Iskandar Muda.
m. Berdasarkan Peraturan Kasad Nomor : Perkasad / 56 / X / 2008 tgl 9 Oktober 2008 tentang Pembentukan Yonarmed-19/105 mm/Tarik/Bogani di Jajaran Kostrad.
10. Daftar Pejabat Danpussenart/Danpussenarmed.
a. Daftar Pejabat Danpussenart.
1) Brigjen TNI Djoko Pramono TMT : 4-12-1985 s.d 1-7-1987.
2) Brigjen TNI Togi M. Hutagaol TMT : 1-7-1987 s.d 1-4-1991.
3) Brigjen TNI Ir. Gunadi TMT : 1-4-1991 s.d 1-8-1992.
4) Brigjen TNI L. Soekisno TMT : 1-8-1992 s.d 20-4-1993.
5) Brigjen TNI Samsoedin TMT : 20-4-1993 s.d 16-11-1995.
6) Brigjen TNI Y.B. Wirawan TMT : 16-11-1995 s.d 15-7-1997.
7) Brigjen TNI P. Ginting , S.IP TMT : 15-7-1997 s.d 1-6-2000.
8) Brigjen TNI H. M. Hatta, S.IP TMT : 1-6-2000 s.d 1-7-2002.
9) Brigjen TNI H. M. Sochib, MBA TMT : 1-7-2002 s.d 24-10 -2003.
10) Brigjen TNI Sabar Yudo Suroso TMT : 24-10-2003 s.d 23-2-2005.
11) Brigjen TNI M. Sulchan TMT : 23-2-2005 s.d 8-8-2006.
12) Kolonel Art Sularso, S.IP (Plt. Danpussenart) TMT : 8-8-2006 s.d 15-1-2007.
b. Daftar Pejabat Danpussenarmed.
1) Brigjen TNI Sularso, S.IP TMT : 15-1-2007 s.d 17-1-2008.
2) Brigjen TNI Thomas Edy Widagdo TMT : 17-1-2008 s.d 1-4-2010.
3) Brigjen TNI A. Agung Gde Suardhana, S.IP TMT : 1-4-2010 s.d sekarang.
11. Dislokasi Satuan-satuan Armed.
a. Pussenarmed berkedudukan di Cimahi.
b. Pusdikarmed berkedudukan di Cimahi.
c. Satuan-satuan Artileri Medan dan jenis senjatanya.
1) Resimen Armed 1 Kostrad berkedudukan di Malang.
2) Resimen Armed 2 Kostrad berkedudukan di Purwakarta.
3) Batalyon Armed 1/105 mm berkedudukan di Singosari, Malang.
4) Batalyon Armed 2/105 mm berkedudukan di Deli Tua, Deli Serdang.
5) Batalyon Armed 3/105 mm berkedudukan di Magelang.
6) Batalyon Armed 4/105 GS berkedudukan di Cimahi.
7) Batalyon Armed 5/105 mm berkedudukan di Cipanas.
8) Batalyon Armed 6/76 Gn berkedudukan di Ujung Pandang.
9) Batalyon Armed 7/105 GS berkedudukan di Jakarta.
10) Batalyon Armed 8/76 mm Gn Kostrad berkedudukan di Jember.
11) Batalyon Armed 9/76 mm Gn Kostrad berkedudukan di Purwakarta.
12) Batalyon Armed 10/105 mm Kostrad berkedudukan di Bogor.
13) Batalyon Armed 11/76 mm Gn Kostrad berkedudukan di Magelang.
14) Batalyon Armed 12/105 mm Kostrad berkedudukan di Ngawi.
15) Batalyon Armed 13/76 mm Gn Kostrad berkedudukan di Sukabumi.
16) Batalyon Armed 15/76 mm Gn (155 mm pemeliharaan) berkedudukan di Batu Raja.
17) Batalyon Armed 16/105 mm berkedudukan di Ngabang, Kalimantan Barat.
18) Batalyon Armed 17/105 mm berkedudukan di Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam.
19) Batalyon Armed 18/105 mm berkedudukan di Berau, kalimantan Timur.
20) Batalyon Armed 19/105 mm Kostrad berkedudukan di Bolang Mongondow, Sulawesi Utara.
21) Unit Denlatpur berkedudukan di Baturaja.
ARMED DALAM TUGAS
12. Perjuangan Menegakkan Proklamasi (1945 s.d 1950). Pasukan Artileri melaksanakan pertempuran dalam menegakkan proklamasi antara lain :
a. Di pantai Kedung Cowek Surabaya bersama TKR laut dengan menggunakan meriam 105 mm/HOW.
b. Pada Bulan Juli 1946 meriam artileri penangkis serangan udara 40 mm berhasil menembak jatuh pesawat mustang di daerah Tandes Surabaya.
c. Pertempuran di Gedangan Buduran dengan menggunakan meriam 105 mm/HOW dan meriam 40 mm melawan pasukan infanteri dan tank pasukan sekutu.
d. Oktober 1945 Pasukan Artileri yang terdiri dari Baterai B 1 Purworejo, Pasukan Artileri Purwokerto bertempur membantai Pasukan Infanteri Sekutu/Inggris pada Palagan Ambarawa. Sedangkan pada pertempuran di sekitar Semarang dalam membantu gerak maju Pasukan Infanteri Tuntang Sala Tiga ke Pudak Payung sehingga telah gugur prajurit Dargun bersama 2 orang prajurit artileri lainnya, ketika mendapat serangan udara musuh di Bawen.
e. Pada Bulan Juli 1947 Pasukan Artileri Pantai I di Cimiring dan Karang Bolong Cilacap berhasil menenggelamkan kapal patroli Belanda, namun dalam serangan balasan Belanda dengan serangan udaranya telah gugur Lettu Surip, Lettu Sastro Diharjo, Letnan Sastro Direjo, Serma Sirin bersama 45 orang prajurit lainnya.
f. Pertempuran di Lho’ Nga Aceh pada bulan November 1946 Pasukan Artileri Divisi Rencong berhasil merusakan sebuah kapal dan menembak jatuh pesawat Belanda.
13. Penugasan Satuan Armed dalam Operasi. Keterlibatan satuan-satuan Armed secara aktif dalam melaksanakan operasi tempur sebagai berikut :
a. Penumpasan pemberontakan PKI/Muso tahun 1948, Artileri Baterai C beroperasi membantu Divisi I/Siliwangi.
b. Penumpasan DI/TII di Jawa Barat.
c. Penumpasan pemberontakan RMS, Andi Azis, Kahar Muzakar.
d. Penumpasan pemberontakan PRRI/Permesta.
e. Penumpasan PGRS.
f. Perjuangan pembebasan Irian Barat (Trikora).
g. Perjuangan Dwikora di Kalimantan Barat.
h. Penumpasan G 30 S/PKI satuan Artileri ikut aktif melaksanakan operasi penumpasan G 30 S/PKI.
i. Operasi seroja/pembebasan Timor Timur baik Armed maupun Arhanud ikut serta mengerahkan satuannya.
j. Operasi jaring merah/pengamanan wilayah di Aceh, Satuan Armed dan Arhanud telah mengirimkan pasukannya untuk membantu rakyat dari gangguan GPK Aceh merdeka.
k. Pengamanan wilayah di Kalbar, Maluku dan Maluku utara serta Poso.
l. Operasi terpadu di wilayah Aceh dalam rangka pengamanan dari gerakan separatis pemberontakan Aceh merdeka serta dalam rangka penegakan hukum.
m. Pengamanan Perbatasan RI – RTDL (Timor Leste) di Atambua.
n. Dalam tugas-tugas internasional, satuan-satuan Armed juga dilibatkan dalam tugas-tugas Internasional seperti Misi Garuda di Kongo, Vietnam, Timor Tengah, Kamboja, Bosnia, Georgia, Filipina, Siera Leone (Afrika Barat) dan Sudan.
o. Dalam era pembangunan, satuan-satuan Armed juga ambil bagian secara aktif dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan kegiatan karya bhakti lainnya guna memantapkan kemanunggalan TNI dan rakyat, serta operasi penanggulangan bencana alam seperti yang terjadi saat gempa bumi dan tsunami di Aceh tahun 2004 juga saat gempa bumi di Bantul, DIY tahun 2006.
0 Response to "Menggali Sejarah Hari Artileri"
Posting Komentar